Dalam upaya memperkuat
praktik kebidanan yang holistik dan mendalam, Program Studi Kebidanan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar baru-baru ini
menyelenggarakan kuliah pakar yang berfokus pada integrasi spiritual care
dalam praktik kebidanan. Kegiatan ini mengusung tema “Integrating Spiritual
Care into Midwifery Practice: Holistic Approaches to Maternal Well-being”,
dan berlangsung pada Sabtu, 12 Oktober 2024, melalui platform Zoom.
Kuliah pakar dibuka
dengan sambutan dari Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar, Dr. Patima, S.Kep., Ns., M.Kep. Dalam sambutannya, beliau
menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam praktik kebidanan.
"Sebagai bidan, kita tidak hanya bertanggung jawab dalam memastikan
kesehatan fisik ibu dan bayi, tetapi juga harus peka terhadap kebutuhan
spiritual mereka, terutama dalam masa-masa penting seperti kehamilan,
persalinan, hingga postpartum," ujar Dr. Patima.
Dr. Khadizah Haji Abdul
Mumin, seorang Senior Assistant Professor di bidang Kebidanan dan
Keperawatan dari PAPRSB Institute of Health Sciences, Universiti
Brunei Darussalam menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Dr. Khadizah
membawakan dua topik, yaitu “Childbirth and Maternal Well-being” dan “A
Holistic Approach to Midwifery Care”. Dalam presentasinya, ia menyampaikan
bahwa proses persalinan bukan hanya tentang kondisi medis ibu, tetapi juga
mencakup kesejahteraan emosional dan spiritual, yang seringkali diabaikan dalam
praktik kebidanan konvensional.
Dr. Khadizah menjelaskan
bahwa spiritual care berperan penting dalam mendukung ibu melalui
berbagai tantangan emosional selama kehamilan dan persalinan. “Bidan tidak
hanya sebagai pelaksana teknis, tetapi juga sebagai pendamping yang memahami
kekhawatiran dan ketakutan yang dialami ibu, serta mendukung mereka dalam aspek
spiritual,” tegasnya. Beliau menekankan bahwa setiap bidan harus memiliki
keterampilan untuk mengenali kebutuhan spiritual pasien dan meresponsnya dengan
empati serta intervensi yang tepat.
Selama kegiatan
berlangsung, para peserta yang terdiri dari mahasiswi Program D3dan S1
Kebidanan terlibat aktif dan menunjukkan antusiasme yang tinggi. Dengan metode
yang variatif, seperti ceramah, tanya jawab, dan presentasi, kuliah ini menjadi
wadah bagi para peserta untuk bertanya langsung kepada narasumber tentang
penerapan spiritual care dalam berbagai situasi klinis.
Firdayanti, S.SiT.,
M.Keb., selaku pembawa acara, memastikan kegiatan berlangsung dengan lancar.
Sementara itu, diskusi yang dipandu oleh moderator Ferawati Taherong, S.ST.,
M.Keb. berhasil membuat diskusi menjadi lebih interaktif. Para mahasiswa tidak
hanya mendengarkan materi, tetapi juga berbagi pengalaman mereka dalam praktik
lapangan.
Bagi mahasiswa, kuliah
pakar ini tidak hanya sebagai tambahan pengetahuan teoritis, tetapi juga
sebagai modal penting dalam karir mereka sebagai bidan di masa depan. Salah
seorang peserta mengungkapkan bahwa dirinya sangat terbantu dengan materi yang
disampaikan. “Saya jadi lebih paham bagaimana seharusnya menghadapi pasien yang
memiliki kebutuhan spiritual, terutama ketika mereka sedang menghadapi
masa-masa sulit dalam persalinan. Ini membuka wawasan baru bagi saya,” ujarnya
dengan semangat.
Kuliah pakar ini
bertujuan untuk memberikan bekal yang cukup bagi para calon bidan dalam
menghadapi berbagai tantangan praktik kebidanan, terutama terkait kebutuhan
spiritual pasien. Sebagai bagian dari pendidikan kebidanan yang lebih luas,
aspek spiritual care diharapkan dapat menjadi salah satu kompetensi yang
dikuasai oleh mahasiswa kebidanan, seiring dengan keterampilan medis dan
komunikasi yang sudah menjadi standar.
Kegiatan yang berlangsung
hingga pukul 15.00 WITA ini berhasil memberikan dampak positif bagi seluruh
peserta. Mereka mendapat pemahaman baru tentang bagaimana menjadi seorang bidan
yang mampu memberikan pelayanan yang lebih holistik, menggabungkan kesehatan
fisik, mental, dan spiritual ibu dalam satu kesatuan asuhan.
Dengan berakhirnya kegiatan
ini, diharapkan lulusan Program Studi Kebidanan UIN Alauddin Makassar dapat
menjadi bidan/sarjana kebidanan yang tidak hanya kompeten dalam hal teknis,
tetapi juga mampu menjadi pendamping yang penuh empati, yang peka terhadap
kebutuhan spiritual para ibu di seluruh tahapan asuhan kebidanan.